KOLAKA TIMUR – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kolaka Timur mengimbau seluruh masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik dalam menghadapi serangkaian aktivitas gempa bumi yang terjadi dalam beberapa hari terakhir di wilayah tersebut.
Kepala Pelaksana BPBD Kolaka Timur, Dewa Made Ratmawan ST MT, menyampaikan bahwa berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa yang terjadi di wilayah Koltim tercatat berkekuatan ringan, berkisar antara 2 hingga 3 Magnitudo.
“Merespons kondisi yang terjadi selama dua hari terakhir ini di wilayah Kolaka Timur, di mana masih sering terjadi gempa dengan kekuatan 2 sampai dengan 3 Magnitudo, maka dengan ini kami imbau kepada bapak/ibu camat agar dapat menyampaikan kepada kepala desa/lurah di wilayah masing-masing untuk menginstruksikan kepada warganya agar tetap tenang dan tidak panik atas gempa-gempa susulan yang terjadi,” ujar Dewa Made Ratmawan, Sabtu (12/4/2025).
Menurutnya, meski intensitas gempa tergolong rendah dan belum menunjukkan potensi besar, BPBD tetap melakukan pemantauan secara berkala untuk memastikan situasi tetap dalam kendali. Ia menekankan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana alam, terutama gempa bumi yang sulit diprediksi.
“Kami juga mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, namun tidak menyebarkan informasi yang belum jelas sumbernya. Jika terjadi dampak akibat gempa, kami harap warga segera melaporkannya kepada pemerintah setempat atau langsung ke BPBD agar dapat segera ditindaklanjuti,” tambahnya.
BPBD Koltim bekerja sama dengan instansi teknis dan pemerintah kecamatan hingga tingkat desa untuk memperkuat koordinasi dan sistem pelaporan.
Selain itu, masyarakat juga diingatkan untuk mengenali titik evakuasi serta memastikan bangunan tempat tinggal memenuhi standar tahan gempa.
Sementara itu, berdasarkan laporan sementara, hingga saat ini belum ada laporan kerusakan atau korban jiwa akibat aktivitas gempa yang terjadi di wilayah Kolaka Timur.
Pemerintah daerah terus mengintensifkan komunikasi dengan BMKG serta instansi terkait lainnya untuk memperbaharui informasi secara berkala, sebagai langkah antisipatif terhadap potensi bencana yang lebih besar.













